Masyarakat Mulai Abai Protokol Kesehatan, Satgas Covid19 MIMDA " Angel Temen Tuturanmu "
Semua orang mulai dari anak - anak hingga dewasa terlebih orang tua, dari kalangan pekerja lapangan hingga kantoran, dari rakyat jelata hingga pejabat istana. Semuanya memiliki satu harapan yang sama, yakni pandemi segera berakhir dan hidup normal kembali.Saya Sering sekali mendengar curhatan anak,ibu-ibu, bapak-bapak, rekan kerja bermacam - macam dalam mensikapi situasi ditengah pandemi ini. Mulai dari yang daring, luring,quota internet,kesulitan ekonomi, tidak bisa kemana mana, kebosanan, gak bisa pengajian, anggaran dipangkas,dan lain sebagainya.
Wajar, Kita belum pernah berhadapn dengan situasi seperti ini sebelumnya.Lalu kita harus bagimana ? Harapan kita sama yakni segera berakhir pandemi ini dan hidup normal kembali. Lalu ? Yuk tingkatkan kadar keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Musibah ini datangnya Dari Allah, bisa juga musibah bisa juga ujian bagi orang - orang yang beriman. Percayalah, Kita pasti bisa melawatinya. Allah tidak akan menguji suatu kaum diluar kemampuan kaum itu sendiri. Tingkatkan ibadah kita,minta pertolongan hanya kepada Allah SWT jangan yang lain. Insya Allah pasti ditolong oleh Allah..
Selanjutnya, Islam mengajari kita untuk bersabar. Sabar menghadapi musibah atau ujian ini.Bersabar menghadapi masalah dan kesulitan2 yang tengah dihadapi. Dengan bersabar Insya Allah akan ada jalan keluar ,solusi terbaik disetiap permasalahan. Juga, perbanyak shodaqoh meski dalam situasi sulit apapun. Insya Allah bisa menjauhkan kita dari balak.
Yang tak kalah penting selain berdoa adalah ikhtiyar . Doa saja tidak cukup ,tanpa ikhtiyar yang istiqomah. Virus ini belum ditemukan vaksinnya, disiplin menerapkan protokol kesehatan adalah salah satu ikhtiyar terbaik kita. Biasakan mulai dari diri kita sendiri,Pakai masker, jaga jarak, biasakan cuci tangan dengan bersih, hindari kontak fisik dg orang lain, dan hindari bepergian terutama ke daerah yang masih termasuk dalam zona merah.
Tapi, rasanaya tidak nyaman dan begah melakukan ini semua. Buat apa kita gitu2 amat toh disekeliling kita banyak kok yang hidup normal- normal saja. Husss...jangan ngawur, Anda belum tau bagaimana rasanya tenaga medis berjuang pake hazmat. Coba tanya yg mereka rasakan seperti apa.
Eh, tapi ada lho yang mengatakan covid19 ini konspirasi, bisnis cari untung, dan sebaginya . Biarkan saja, saya tidak mau ikutan yang kayak gitu, su'udzon itu namanya. Kalau kita mikirnya kayak gitu justru hati kita makin tidak tenang, makin nggrundel,pegel mangkel dan akhirnya gak mau peduli lagi dengan situasi ini. Hati - hati bisa masuk kategori fitnah, Astaghfirullah.
Bahkan ada juga lho,yang petentang petenteng sok tau. Disini lo sudah biasa, gak pake masker - maskeran , banyak acara juga sudah biasa melakukan tanpa protokol tersebut. Mau ngapain aja udah biasa. Malah kalau kamu datang kesini pake masker itu aneh, seperti makhluk dari planet mana gitu. Juga tidak ada kok yang kena covid. waduhh,malah berabe ini.
Jangan tiru2 yang seperti itu, bukan ikhtiyar itu namanya tapi Ndablek.Bahasa kerennya sekarang "Angel temen tuturanmu ". Wajarlah mereka begitu, mungkin belum begitu paham akan resiko dan bahaya nya.Orang yang seperti itu perlu kita edukasi, jangan malah di buly.
Jadi ,teman-teman,anak - anak, Bapak dan ibu sekalian.Mari kita sama-sama beriktiyar dengan maksimal agar pandemi ini segera berakhir . Agar kita bisa berkatifitas dg normal kembali,bisa beribadah dan berpengajian dg khusu'. Supaya anak - anak kita bisa merasakan duduk dibangku madrasah kembali. Dan jangan lupa panjatkan do'a setiap waktu. Minta kepada Allah agar segara mengangkat wabah dari bumi ini.
Penulis : Luky Fajarianto